Bagi sebagian orang, melihat orang lain bahagia membuat mereka iri hati. Tak jarang, perasaan iri tersebut diluapkan dengan menuliskan komentar kebencian di unggahan orang tersebut. Melakukan hal tersebut tentu tidak berasa dan akan segera terlupa. Namun, bagaimana dengan orang yang memiliki unggahan tersebut saat membacanya? Tentu akan merasa sedih dengan komentar kebencian tersebut.

Apakah kamu pernah berada di situasi tersebut? Sebelum menuliskan komentar negatif, alangkah baiknya mencegah hal tersebut dengan melakukan 7 cara berikut!

1. Baca Komentar dengan Keras

Ketika perasaan benci atau tidak sukamu telah diluapkan dalam tulisan komentar, sebelum mengirimkannya, cobalah untuk membacanya dengan keras. Baca komentar tersebut dengan sadar dan maknai, “apa kamu ingin diberikan komentar seperti ini juga?”. Terkadang, perasaan impulsif dari kebencian akan membuat kita tidak sadar melakukan sesuatu yang buruk. Maka, dengan membaca komentar negatif tersebut dengan jelas, kamu bisa menyadari bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan dan membuatmu urung mengirimkannya.

Apabila kamu ingin berkomentar tentang unggahannya pun, cobalah untuk mengubah kalimat dengan baik dan santun. Mengkritisi boleh, namun ada adabnya. Meskipun media sosial dapat dengan mudah menghubungkanmu dengan pengguna lain dimanapun, tetap ingat bahwa apa yang kamu katakan akan disampaikan secara langsung. Sehingga kalimat apapun yang kamu sampaikan akan dapat direspon dengan cepat. Jangan sampai, komentar negatif yang kita berikan sebagai kritik disalah pahami karena bahasa yang kurang baik.

2. Ingat Orang yang Kamu Lihat

Media sosial tentu menjadi tempat untuk membagikan berbagai hal oleh orang lain. Kebahagiaan, kesedihan, pencapaian bahkan hal yang tidak penting bagi kita pun bisa dibagi dengan mudah melalui media sosial. Sayangnya, tidak semua orang yang dibagikan merasa senang dengan unggahan tersebut. Terutama jika hal tersebut merupakan kebahagiaan di saat kamu sedang bersedih atau down. Tentu, kebahagiaan yang ditunjukkan akan membuatmu iri dan merasakan bahwa ia tidak empati terhadap kondisimu.

Sebelum melanjutkan kekecewaanmu dengan berkomentar, cobalah untuk mengingat orang yang mengunggah gambar tersebut. Ingat siapa dia, dan bagaimana latar belakangnya sehingga ia dapat membagikan kebahagiaan tersebut. Dengan mengingat hal ini, tentu kamu akan sadar bahwa tidak selamanya kebahagiaan yang ditunjukkan merupakan sesuatu yang ia dapatkan setiap hari. Meskipun setiap kali ia membagikan kebahagiaan, sadarilah bahwa semua orang tentu ingin membagikan perasaan positif di media sosial. Cobalah untuk menjadi bijak dalam membedakan kehidupan di dunia maya dan nyata.

3. Baca Komentar Orang Lain

Jika kamu ingin berkomentar buruk, cobalah untuk membaca komentar warganet lain yang ikut meluapkan perasaannya di unggahan pengguna tersebut. Apabila komentar pengguna tersebut sudah lumayan banyak komentar buruk yang tertulis, apakah kamu ‘tega’ untuk menambah daftar komentar buruk yang telah tertulis di sana? Namun, jika belum ada komentar yang tertulis, apa kamu siap untuk menjadi yang pertama terbaca dengan menuliskan ujaran kebencian? Atau apabila rata-rata komentar yang diberikan adalah komentar baik dan positif, apa kamu bersedia menjadi bahan perundungan bagi warganet yang mendukungnya?

Maka cara berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah dengan menyadari posisimu dalam berkomentar dan dampak yang dapat terjadi jika kamu melakukannya. Tak heran, jika banyak kasus yang berujung hukum karena komentar negatif yang dilontarkan lalu dipermasalahkan oleh warganet lainnya yang tidak setuju.

4. Menyadari Posisi dan Keberadaanmu

Kita semua menyadari bahwa dunia maya merupakan tempat di mana kita bisa menyembunyikan identitas masing-masing. Jika terlihat pun, namun tidak semua orang mengenali siapa diri kita. Dengan pemahaman tersebut, berbagai hate comment dapat dilontarkan dengan mudahnya karena merasa bahwa tidak ada masalah dan urusan dengan orang tersebut. Tak jarang, hate comment yang dituliskan berasal dari akun yang tidak nyata atau justru merupakan akun khusus yang digunakan untuk berbagi kebencian.

Jika kamu termasuk dari salah satu yang melakukan hal tersebut, coba untuk merenung sebentar dan sadari posisi dan keberadaanmu bagi pengguna tersebut.

Posisi apa yang kamu miliki sehingga berhak untuk berkomentar seperti itu? 

Apa keberadaanmu melalui komentar di unggahannya akan berpengaruh baginya?

Apakah hal yang kamu lakukan merupakan sesuatu yang baik jika dilakukan sebaliknya padamu?

Renungkan pertanyaan tersebut dan sadari bahwa tidak semua yang kamu anggap pantas untuk dilakukan, wajar untuk dilakukan. Sadarlah bahwa pengguna tersebut juga orang yang sama dengan dirimu, memiliki hati dan juga perasaan yang bisa tersakiti. Jika memang kamu merasa komentar tersebut dilakukan untuk menyadarkannya, bayangkan dampak yang dapat terjadi jika dilakukan. Sadarilah, kamu akan diperlakukan sesuai apa yang kamu lakukan.

5. Keluar dari Media Sosial

Riuhnya media sosial dan unggahan yang dibagikan setiap detik tentu tidak bisa kita ikuti semuanya. Waktu yang terbuang dengan melihat satu per satu gambar yang dibagikan tentu membuat kita rugi. Bukannya merasa bahagia melihat unggahan yang dibagikan, justru dapat menjadi kebencian jika terlalu banyak melihat yang dibagikan. Sadarilah bahwa tidak semua orang tau kondisimu saat melihat unggahan tersebut.

Jika memang kamu merasa terlalu terbebani dengan pencapaian dan kebahagiaan yang ditunjukkan oleh orang lain, cobalah untuk rehat sejenak dari media sosial. Keluar sebentar dan nikmati hidupmu di dunia nyata. Ingat, sebagimana pun kamu hadir di dunia maya, tidak akan menggantikan posisimu di dunia nyata. Tidak ada yang akan sadar jika kamu menghilang untuk beberapa lama di dunia maya dan tidak ada yang berubah jika kamu memilih keluar.

Dengan kamu keluar dari media sosial pun, baik sementara ataupun permanen, otomatis peluang untuk menuliskan ujaran kebencian pun dapat dihentikan. Siapa tau dengan merehatkan diri dari media sosial kamu dapat menemukan hal baru yang selama ini tidak kamu sadari. Bisa juga kamu mendapatkan inspirasi untuk dapat kembali bersosial media dengan lebih baik.

Pada dasarnya komentar negatif yang dituliskan oleh orang lain adalah bentuk kekecewaannya terhadap unggahan pengguna tersebut. Sesuatu yang terlihat bahagia yang memang manusiawi jika kita merasa iri melihatnya. Namun, kita tidak bisa menyalahkan orang tersebut dan unggahannya karena termasuk ranah pribadi dan kebebasannya untuk melakukan.

Oleh karena itu, sebaiknya bersikap bijaklah dalam menggunakan media sosial. Unggah apa yang sekiranya bermanfaat untuk dirimu dan juga orang lain. Personal branding boleh, namun cobalah untuk mempromosikan dirimu melalui karya. Dengan begitu, para pengikutmu di sosial media pun merasa senang karena mengikuti akunmu. Jika belum mampu, minimal cobalah untuk tidak menjadi bagian dari orang-orang yang menuliskan hate comment. Banyak kasus depresi yang berujung kematian berasal dari membaca komentar di media sosial. Dengan fakta tersebut, maka patut menjadi konsiderasi bagi setiap orang untuk senantiasa bersikap baik dan bijak di media sosial.

Tulis saja komentarmu, jangan hanya dipendam saja