Persyaratan beasiswa sudah diketahui, kini dimulailah perjalanan memenuhi persyaratan tersebut. 

Pertama, karena ini merupakan beasiswa untuk mahasiswa riset di Jepang, otomatis hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari topik untuk proposal riset yang akan dilakukan disana, dan tentunya yang relevan dengan permasalahan yang ada di Indonesia sehingga riset tersebut bisa di aplikasikan ke negara asal yang bersumber dari Jepang.

Jepang merupakan negara yang disiplin, terlihat dari sikap masyarakatnya dan budaya yang diterapkan. So, apa yang membuatku tertarik dengan Jepang adalah budayanya yang disiplin dan sistem pendidikannya yang masih menjunjung tinggi nilai moral. Coba aja Jepang nerapin nilai moralnya secara Islam, pasti dah tuh bakal sempurna banget masyarakat Jepang, udah cerdas, disiplin, memiliki kepribadian yang Islami pula. Hehe

Maka mulai dari pengetahuan dasar tentang pendidikan di Jepang itulah yang membuatku tertarik untuk melakukan riset yang lebih dalam, untuk dapat diterapkan di Indonesia. Kalo dilihat mah pasti udah banyak banget yang mengajukan topik riset ini, tapi yowis pengennya ngebahas itu gimana lagi? (Ini niat ga sih?) Wkwk

Nah setelah pencarian topik dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah memenuhi berkas yang dibutuhkan oleh beasiswa ini. Apa sajakah berkas yang harus dipenuhi?

1. Application form yang ditempelkan pas foto

2. Placement Preference Application Form

3. Field of Study and Study Program

4. Surat Rekomendasi dari dosen (jika lulus kuliah) / bos (jika bekerja)

5. Print out no registrasi dari email setelah daftar

6. Fotokopi Surat Keterangan Lulus/Ijazah yang telah dilegalisir

7. Fotokopi transkip nilai yang dilegalisir

8. Fotokopi sertifikat kemampuan bahasa Inggris

9. Abstrak skripsi  

Nah semua berkas ini di copy sebanyak 5 kali (bersama dengan yang asli) lalu dimasukkan ke dalam amplop coklat dan tulis Research Student 2018. Nah mari kita bahas satu persatu.

Untuk application form seperti mengisi formulir data diri biasa. Untuk placement preference application ini diberi kesempatan dari kedubes Jepang untuk memilih 3 universitas dan jurusan yang diminati untuk tempat melakukan riset. 

Waktu itu, karena aku udah menentukan mau melakukan riset tentang pendidikan di Jepang dan ingin juga fokus tentang Hubungan Internasional, maka akupun memilih untuk mengambil jurusan Global Studies. Nah, dalam memilih jurusan dan kampus pun harus teliti, kenapa? Karena ketika kita belum bisa bahasa Jepang, maka alangkah baiknya jika kita memilih universitas dan jurusan yang pengantarnya berbahasa Inggris.

Rata-rata universitas di Jepang pengantar bahasanya adalah bahasa Jepang, sehingga rata-rata universitas swasta yang memiliki jurusan dengan pengantar bahasa Inggris. Setelah googling dan cek jurusan apa saja yang pengantarnya bahasa Inggris di Japan Study Support maka akupun memilih untuk daftar di Kyushu University, Doshisha University dan Sophia University. Untuk pilihan universitas ini harus diurutkan berdasarkan rangking universitas itu sendiri, makanya harus memilih dengan wise pilihan universitas tersebut. Untuk jurusannya semuanya aku pilih Graduate School of Global Studies. 

Berkas berikutnya yang harus dikumpulkan adalah field of study and study program yang merupakan rincian tentang pendidikan sebelumnya dan rencana pendidikan ke depannya. Dalam berkas ini juga diminta untuk memberikan penjelasan singkat atau proposal singkat mengenai rencana riset ku nanti saat di Jepang. 

Jujur untuk ngisi berkas yang satu ini cukup memusingkan, karena aku sebelumnya emang belum mendalami banget tentang topik ini dan juga dengan waktu yang terbatas, maka akhirnya aku coba cari info dari pengalaman orang-orang yang mengikuti beasiswa ini dan mencari contoh mereka dalam membuat proposal singkat tersebut. Tapi saat mencari contoh proposal rata-rata yang ditemukan adalah mereka yang apply untuk beasiswa MEXT U to U, karena memang mereka sudah jelas kemana tujuannya dan siapa profesor yang akan membimbing, akhirnya nemu tuh yang buat G to G dan memang tidak serumit yang membuat proposal penilitian melalui jalur U to U. Untuk contoh proposal yang aku buat bisa dilihat disini

Untuk langkah selanjutnya adalah mendapatkan surat rekomendasi. Berhubung aku baru lulus kuliah, maka aku minta rekomendasi dari dosen pembimbing aku yang juga merupakan kepala jurusan di kampus untuk mendapatkan rekomendasi. Format rekomendasi sendiri telah disediakan oleh kedubes Jepang dan bisa di download di halaman website. 

Lalu untuk print out no registrasi bisa dilakukan dengan men-screenshoot email yang dikirim oleh admin setelah melakukan registrasi.

Selanjutnya adalah surat keterangan lulus dan transkip nilai yang telah dilegalisir. Aku saranin untuk mendapatkan berkas ini kalo bisa dari jauh2 hari karena waktu itu aku kepepet banget untuk minta dilegalisir skl sama transkip terlebih lagi karena ternyata proses legalisir di kampus menghabiskan 3 hari kerja yang mau gamau harus bolak balik kampus. Sungguh perjuangan 😂 apalagi dengan jarak rumah dan kampus yang lumanyun. Ckck

Setelah legalisir aman, berlanjutlah ke fotokopi bukti kemampuan bahasa Inggris. Waktu itu aku cuma baru punya nilai TOEFL ITP dan untuk standar nilainya adalah 570 yang alhamdulillah nilai akunya melampaui sedikit wkwk. Untuk bukti kemampuan bahasa Inggris juga bisa memakai IELTS, TOEFL IBT ataupun kalo memiliki sertifikat JLPT silahkan dimasukkan juga ke dalam amplop.

Terakhir nih, karena memang beasiswa ini diutamakan untuk bisa melanjutkan studi yang sebelumnya telah dipelajari saat kuliah, maka abstrak skripsi dalam bahasa Inggris dibutuhkan untuk memberitahu dan memperkuat background pendidikan kita sebelumnya. Jadi jangan lupa untuk memasukkan abstrak skripsi kalian yang satu lembar ke dalam amplop coklat. 

Alhamdulillah berkas-berkas sudah dipenuhi persyaratannya kini saatnya untuk mengumpulkan. Deadline pada tanggal 16 Mei dan akupun mengumpulkannya tanggal 15 karena takut membludak pada saat tanggal 16 nya. Bismillah, mulailah melangkahkan kaki menuju kedutaan besar Jepang yang dekat dengan Bundaran HI. Berangkat pagi jam 8 dan sampai kedubes jam 10, naik kereta dari stasiun Depok menuju stasiun sudirman lalu naik gojek, tapi karena ternyata kawasan kedubes tersebut tidak boleh dilalui oleh motor, maka waktu itu aku diturunin di depan Plaza Indonesia yang ternyata ga begitu jauh menuju kedubes Jepang. 

Pemeriksaan pun dilakukan dan KTP pun ditahan, lalu jalanlah menuju lantai 2 di ruang pendidikan dan kebudayaan, ternyata disana sudah ramai orang-orang yang ingin mengumpulkan berkas. Akupun menghampiri petugas dan mengumpulkan berkasku. Bismillah, semoga yang terbaik. 🙇 

Alhamdulillah setelah perjuangan mengumpulkan berkas satu persatu dan persyaratan yang ada, rasanya lega banget pas ngumpulin dan pasrah dengan hasil yang akan diberikan, everything that’s meant to be it will be. 

Setelah menunggu sampai datangnya hari pengumuman, sebenarnya deg2an banget dan bingung karena setelah tanggal pengumuman tersebut aku harus balik lagi ke Jakarta untuk tes wawancara jika lolos seleksi berkas. Well, this is what you call dilemma. Mau keterima tapi gamau bolak balik juga karena udah mesen tiket buat pulang ke Bangka karena emang mau mendekati lebaran. 

Alhamdulillah ‘ala kulihal, memang Allah Maha Tau apa yang dibutuhkan oleh hambaNya. 

Saat pengumuman, akupun membuka browser di laptop dan mencoba melihat hasil pengumuman. Buka di safari kok ga muncul-muncul. Makin deg2an tuh, tapi udah pasrah gitu, karena kondisi yang udah aku sebutin diatas tadi. Saat buka di Google Chrome akhirnya jeng jeng! Muncullah hasil seleksi berkas beasiswa S2 MEXT. 

Setelah ngescroll berkali-kali dan melihat secara teliti nomor ujian yang ditampilkan satu persatu, ternyata nomorku tidak ada! 

Alhamdulillah, ternyata Inggris masih bisa jadi rezeki ku 😂 keraguan dan usaha yang ala kadarnya untuk beasiswa S2 MEXT Jepang ini cukuplah menjadi pengalaman untuk dirasakan dan diceritakan, yang penting usaha dulu kan? Hehe untuk hasil serahkan semuanya kepada yang diatas, karena Dialah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.

Dengan pengalaman apply beasiswa MEXT ini juga bisa menjadi acuan untuk dapat lebih baik dalam mempersiapkan aplikasi yang dibutuhkan, seperti surat rekomendasi, skl dan transkip, begitu pula dalam proposal riset. Ya semuanya ada hikmahnya lah yaa 😊

Jadi, satu ‘kegagalan’ ini menjadi pengalaman bahwa yang namanya jika menginginkan sesuatu tentu haruslah dipersiapkan dengan baik, begitupula dengan niat dan kemantapan hati. Tuhan mengikuti prasangka hambaNya bukan? Maka jika mau apply jangan ada keraguan dan bimbang, karena Tuhan akan mengikutinya. So, inilah hasilnya, insyaAllah yang terbaik. Ya kan?

Well, sekian pengalamanku untuk apply beasiswa S2 MEXT Jepang, semoga bisa jadi info untuk kamu yang mungkin mau melanjutkan ke Jepang. Hehe Thank you~~ 😁

0 Replies to “Master Dream Plan – Beasiswa S2 MEXT Jepang (Part 2 – End) ”

  1. Halo mbak! Salam kenal.
    Saya ingin mencoba mendaftar beasiswa MEXT tahun ini. Saya mempelajari syarat-syaratnya dan ada satu yg bikin ragu, yaitu placement preference form. Pada form tersebut apakah kita sudah harus menuliskan nama calon pembimbing atau hanya nama universitas dan graduate schoolnya saja boleh?. Soalnya saya blm menghubungi satu pun professor yg sama bidangnya.

  2. Aahhh bangga banget bisa baca cerita teh Thiya pas apply S2 Jepang.
    Tiba-tiba aku langsung deg-degan bacanya karan aku juga punya impian buat lanjut S2 ke luar negeri, terutama Jepang. Coz i love Japan 🙂
    E tapi pas liat bawahnya ternyata Teh Thiya masih belum beruntung, mungkin Allah punya rencana lain yang lebih indah 🙂
    Makasih banget infonya ya, aku jadi semangat pengen daftar juga.
    Mengingat, aku sama sekali ga pernah daftar beasiswa karna keburu down hehe 🙂

Tulis saja komentarmu, jangan hanya dipendam saja